Senin, 21 Februari 2011

Jenis-jenis Penelitian

Posted by Eko 04.37, under | 7 comments

 

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Penelitian merupakan pekerjaan ilmiah yang harus dilakukan secara sistematis, teratur, dan tertib, baik mengenai prosedurnya maupun dalam proses berpikir tentang materinya. Penelitian sebagai usaha menemukan kebenaran yang obyektif. Kebenaran itu dapat berbentuk hasil pemecahan masalah atau pengujian hipotesis, dan mungkin pula berupa pembuktian  tentang adanya sesuatu yang semua belum ada, tetapi mungkin ada. Dalam penelitian terdapat berbagai macam metode dan tekhnik penelitian. Penelitian berfungsi juga sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Para peneliti di dalam melakukan penelitian menggunakan berbagai macam cara agar mencapai kebenaran yang objektif. Diantara peneliti ada yang meneliti menggunakan literature-literatur atau buku-buku, ada juga yang lansung turun ke lingkungan yang bermasalah dan melakukan wawancara, selain itu para peneliti ada juga yang melakukan usaha menemukan dasar-dasar dan langkah-langkah perbaikan kepada suatu aspek kehidupan yang dinilai salah. Ada juga yang melakukan penelitian untuk menjelaskan hasilnya menggunakan angka atau simbol-simbol matematika, ada juga penjelasan hasil penelitiannya sesuai dengan apa yang sebenarnya. Dari sini, kita mengetahui ada berbagai macam bentuk penelitian. Dan dalam makalah ini kami mencoba menguraikan macam-macam jenis penelitian itu. Agar kita lebih memahami jenis-jenis dari penelitian dalam rangka mempelajari metodologi penelitian.

B.   Rumusan Masalah
Untuk lebih terarahnya penulisan makalah ini, penulis menggunakan rumusan masalah sebagai berikut:
1.     Apa yang disebut metodologi penelitian?
2.     Apa saja jenis-jenis penelitian? 



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Metodologi Penelitian 
Metodologi berarti ilmu tentang jalan yang ditempuh untuk memperoleh pemahaman tentang sasaran yang telah disebutkan sebelumnya. Sedangkan penelitian digunakan sebagai padanan research dalam bahasa Inggris (re berarti kembali,dan search berarti mencari) dengan demikian research berarti mencari kembali. Kata research berasal dari bahasa latin reserare yang berarti mengungkapkan atau membuka. Kata ini juga diindonesiakan menjadi riset. Jadi research diartikan sebagai kegiatan mengungkapkan atau membuka pengetahuan karena pengetahuan, baik yang telah ada maupun yang masih belum ditemukan, dianggap sudah ada atau tersembunyi dialam yang hanya memerlukan pengungkapannya.[1]
Penelitian juga dapat diartikan sebagai semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu dan teknologi.[2]
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikemukakan bahwa metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat di temukan, dikembangkan, dan dapat dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.

B.   Jenis-Jenis Penelitian
Klasifikasi jenis penelitian sebetulnya relatif sangat beragam dan tergantung dari aspek mana penelitian tersebut diklasifikasikan. Ketiadaan kesepakatan dalam pengklasifikasian tersebut bertolak dari adanya perbedaan sudut pandang dari para ahli dalam mengawali fokus pengklasifikasiannnya sejalan dengan aspek kepentingan pengklasifikasian penelitian itu sendiri. Pengklasifikasian jenis-jenis penelitian ini sebenarnya hanya sebuah upaya untuk mengklasifikasikan penelitian yang sudah ada yang bertujuan untuk memudahkan bagi kita.  Di dalam makalah ini penulis akan menggunakan lima klasifikasi bagi penelitian, yaitu:
1.   Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Manfaat Penelitian
Ditinjau berdasarkan manfaatnya, penelitian bisa dibedakan dalam dua macam penelitian, yaitu:
a.     Penelitian dasar (basic research
Penelitian dasar disebut pula sebagai penelitian murni (pure research), adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu aktifitas. Penelitian dasar dikerjakan tanpa memikirkan ujung praktis atau titik terapan. Hasil dari penelitian dasar adalah pengetahuan umum dan pengertian-pengertian tentang alam serta hukum-hukumnya. Pengetahuan umum ini merupakan alat untuk memecahkan masalah-masalah praktika, walaupun ia tidak memberikan jawaban yang menyeluruh untuk tiap masalah tersebut. Penelitian terapanlah yang akan menjawab masalah-masalah praktis tersebut.[3]
Penelitian ini merupakan penelitian yang manfaatnya dirasakan untuk waktu yang lama dalam artian kegunaan hasil penelitian itu tidak segera dipakai namun dalam waktu jangka panjang juga akan terpakai. Lamanya manfaat ini lebih karena penelitian ini biasanya dilakukan karena kebutuhan peneliti sendiri. Penelitian dasar juga mencakup penelitian-penelitian yang dilakukan dalam kerangka akademis.[4] 
Contoh yang paling nyata adalah penelitian untuk skripsi, tesis, dan disertasi. Karena penelitian dasar lebih banyak digunakan di lingkungan akademik, penelitian tersebut memiliki karakteristik yaitu penggunaan konsep-konsep yang abstrak. Penelitian dasar biasanya dilakukan dalam kerangka pengembangan ilmu pengetahuan. Umumnya hasil penelitian dasar memberikan dasar untuk pengetahuan dan pemahaman yang dapat dijadikan sumber metode, teori dan gagasan yang dapat diaplikasikan pada penelitian selanjutnya. Karena penelitian dasar banyak ditujukan bagi pemenuhan keinginan atau kebutuhan peneliti, umumnya peneliti memiliki kebebasan untuk menentukan permasalahan apa yang akan ia teliti.[5] Karena itu, penelitian dasar  tidak dibayang-bayangi oleh pertimbangan penggunaan dari penemuan tersebut untuk orang lain atau masyarakat. Perhatian utamanya adalah kesinambungan dan integritas dari ilmu dan filosofi. Penelitian murni bisa diarahkan ke mana saja, tanpa memikirkan ada tidaknya hubungan dengan kejadian-kejadian yang diperlukan masyarakat. Proses pemikiran si peneliti bisa membawanya kemana saja, tanpa memikirkan sudut apa dan arah mana yang akan dituju.[6]          
b.     Penelitian Terapan (Applied Research)
Berbeda dengan penelitian dasar, pada penelitian terapan, manfaat dari hasil penelitian dapat segera dirasakan oleh berbagai kalangan. Penelitian terapan biasanya dilakukan untuk memecahkan masalah yang ada sehingga hasil penelitian harus segera dapat diaplikasikan.[7] Hasil penelitian tidak perlu sebagai satu penemuan baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada. Peneliti yang mengerjakan penelitian dasar atau penelitian murni tidak mengharapkan hasil penelitiannya digunakan secara praktika. Para peneliti terapanlah yang akan merinci penemuan penelitian dasar untuk keperluan praktis dalam bidang-bidang tertentu. Tiap ilmuwan yang mengerjakan penelitian terapan mempunyai keinginan agar dengan segera hasil penelitiannya dapat digunakan masyarakat dalam berbagai bidang.[8]   
Contoh penelitian jenis ini misalnya bentuk penelitian pemasaran. Hasil dari penelitian harus bisa memberikan gambaran kepada perusahaan mengenai produk apa yang laku dipasaran, produk apa yang gagal dipasaran, serta berbagai solusi yang bisa digunakan untuk mengatasi segala masalah yang ada di perusahaan.
Karena penelitian terapan ini digunakan untuk segera mengatasi masalah yang ada, konsep-konsep yang digunakan juga cenderung konsep-konsep yang operasional, dan bukan konsep yang abstrak. Bahkan secara extreme dikatakan bahwa penelitian terapan cenderung tidak (atau mengabaikan) menggunakan teori dalam penyusunan rancangan penelitiannya. Penelitian terapan ini juga seringkali diidentikkan dengan penelitian yang mengggunakan sponsor. Cenderung demikian namun bukan berarti bahwa setiap penelitian terapan adalah penelitian yang menggunakan sponsor.[9]
Secara umum penelitian terapan merupakan penelitian yang diminta oleh pihak lain kepada peneliti sehingga peneliti tidak lagi memiliki kebebasan untuk menentukan permasalahan apa yang akan diteliti. Fokus penelitian ditujukan dari hasil penelitian, apakah dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang ada atau tidak, namun tidak jarang juga penelitian terapan dilakukan justru untuk menemukan masalah-masalah yang ada pada pihak yang meminta penelitian (sponsor).
Penelitian terapan seringkali juga masih dikelompokkan lagi ke dalam penelitian aksi; yaitu penelitian terapan yang berfokus pada tindakan sosial seperti masalah perilaku menyimpang atau juga penelitian tentang kenakalan remaja. Selain penelitian aksi, juga ada penelitian evaluative formatif; yaitu penelitian terapan yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan suatu program yang sedang berjalan.  Kemudian penelitian evaluative sumatif ; yaitu penelitian terapan yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan suatu program yang sudah selesai dilaksanakan.[10]

2.   Klasifikasi  Penelitian Berdasarkan Tujuan Penelitian
Berdasarkan klasifikasi ini, penelitian bisa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a.     Penelitian Exploratif
Penelitian ini dilakukan untuk menggali suatu gejala yang relatif masih baru. Dapat dikatakan bahwa ada suatu  fenomena atau gejala yang selama ini belum pernah diketahui atau dirasakan.
Contoh yang paling nyata adalah penelitian tentang penemuan virus baru. Dalam ilmu sosial studi kelayakan merupakan jenis penelitian yang berupa mengeksplorasi tentang suatu fenomena yang baru. Mengingat bahwa topik yang akan diteliti merupakan topik yang baru, penelitian ini biasanya memiliki sifat kreatif, fleksibel, serta terbuka bagi berbagai informasi yang ada. Biasanya penelitian ini menghasilkan teori-teori yang baru, pengembangan dari teori yang sudah ada. Dengan topik atau gejala yang baru, maka seringkali penelitian ini diidentikkan dengan penelitiaan yang selalu menggunakan pertanyaan “APA” dan “SIAPA” dalam menggali informasi. Tujuan dari penelitian eksplorasi sendiri adalah; mengembangan gagasan dasar mengenai topik yang baru dan memberikan dasar bagi penelitian lanjutan.[11]
b.     Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian. Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hepotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi.[12]
Penelitian ini bisa juga dikatakan sebagai kelanjutan dari penelitian exploratif. Penelitian exploratif telah menyediakan gagasan dasar sehingga penelitian ini mengungkapkan secara lebih detail. Penelitian ini diidentikkan dengan penelitian yang menggunakan pertanyaan “BAGAIMANA” dalam mengembangkan informasi yang ada. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah; menggambarkan mekanisme sebuah proses dan menghasilkan pola hubungan sebab akibat.[13]
c.     Penelitian Explanatif
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau gejala  terjadi. Hasil akhir dari penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan sebab akibat. Penelitian ini sering diidentikkan dengan penelitian yang menggunakan pertanyaan “MENGAPA” dalam mengembangkan informasi yang ada. Tujuan dari penelitian eksplanatif adalah; menghubungkan pola-pola yang berbeda namun memiliki keterkaitan dan menghasilkan pola hubungan sebab akibat.[14]

3.   Klasifikasi  Penelitian Berdasarkan Dimensi Waktu
Berdasarkan dimensi waktu, penelitian bisa dibedakan menjadi 2 macam penelitian, yaitu:
a.     Penelitian Cross-sectional
Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Penelitian ini hanya digunakan dalam waktu yang tertentu, dan tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu yang berbeda untuk diperbandingkan.
Satu hal yang diingat bahwa pengertian satu waktu tertentu tidak bisa hanya dibatasi pada hitungan minggu, bulan atau  tahun saja. Tidak ada batasan baku untuk menunjukkan  satu waktu tertentu. Akan tetapi, yang digunakan adalah bahwa penelitian itu telah selesai. Dengan demikian, bisa saja seorang melakukan penelitian di bulan Januari, kemudian karena ada keperluan mendesak, pada bulan Februari dan Maret, ia kembali ke rumahnya. Pada bulan April, ia kembali lagi kelapangan untuk meneruskan pengumpulan data. Sekalipun peneliti mendatangi lokasi penelitian sebanyak dua kali, ia tetap dikategorikan melakukan penelitian cross-sectional. Dengan demikian, konsep satu waktu tertentu dalam satu penelitianlah yang digunakan untuk menentukan bahwa penelitian itu merupakan penelitian cross-sectional.[15]
b.     Penelitian longitudinal
Penelitian jenis ini dilakukan antarwaktu. Dengan demikian, setidaknya terdapat dua kali penelitian dengan topik dan gejala yang sama, tetapi dilakukan dalam waktu yang berbeda. Namun bukan berarti jika ada dua penelitian yang dilakukan dalam waktu yang berbeda dengan topik yang sama selalu dikategorikan ke dalam penelitian longitudinal, tetapi ada kata kunci yang harus dipegang, yaitu adanya upaya perbandingan antara hasil penelitian. Dengan kata lain, penelitian longitudinal sudah direncanakan sejak awal penelitian, dan bukannya secara kebetulan terjadi.[16] 
Penelitian longitudinal merupakan penelitian yang mencoba melihat perubahan yang terjadi. Penelitian longitudinal terbagi lagi ke dalam tiga bentuk, yaitu:
1)     Penelitian kecenderungan, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala yang sama dengan waktu yang berbeda, serta responden atau informan yang berbeda.  
2)    Penelitian panel, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala yang sama dengan waktu yang berbeda, dan responden atau informan yang sama. Dengan penelitian ini, seseorang akan diteliti minimal sebanyak dua kali. Permasalahan yang seringkali muncul dalam penelitian ini adalah jika jangka  waktu antara penelitian yang satu dengan penelitian yang lainnya berdurasi cukup lama sehingga ada kemungkinan responden yang dulu dijadikan sampel, kina sudah tidak bisa ditemui lagi, bisa jadi karena dia sudah meninggal dunia atau bisa juga karena sudah pindah rumah.
3)    Penelitian kohort, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala yang sama, yang dilakukan pada waktu yang berbeda dengan responden atau informan yang memiliki karakteristik yang sama. Dengan demikian, orang-orang yang diteliti berbeda, tetapi memiliki ciri-ciri yang sama. Ciri-ciri ini bisa berbentuk apa pun juga. Bisa saja mereka memiliki kesamaan pengalaman hidup, kesamaan tempat tinggal, kesamaan keturunan, kesamaan alumni, kesamaan latar belakang pekerjaan, kesamaan status, dan lain sebagainya. Misalnya kita akan melakukan penelitian di tahun 1990 kepada orang-orang yang berusia 45 tahun.  Tahun 2000 kita melakukan penelitian yang sama dengan orang-orang yang berusia 55 tahun. Karakteristik apa yang sama? Mereka adalah orang-orang yang lahir pada tahun 1945. Dengan demikian, karakteristik yang sama adalah tahun kelahiran. Tidak hanya itu, ternyata peneliti menginginkan agar semua orang yang diteliti pada tahun 1965 berusia 20 tahun sehingga dapat mengetahui tentang kejadian pemberontakan G 30 S PKI, dan sama-sama mengalaminya.[17]
      
4.   Klasifikasi  Penelitian Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data
Ada banyak sekali jenis penelitian yang ada di dalam klasifikasi ini, namun secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua macam jenis penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
a.     Penelitian kuantitatif
Penelitian penelitian kuantitif adalah penelitian yang lebih menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistik. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka pengujian hepotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hepotesis nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Pada umumnya penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar.[18] Dalam kelompok penelitian kuantitatif ini terdapat beberapa jenis penelitian lagi yaitu:
1)     Penelitian survei; yaitu penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian. Kuesioner merupakan lembaran yang berisi beberapa pertanyaan dengan struktur yang baku. Dalam pelaksanan survei, kondisi penelitian tidak dimanipulasi oleh peneliti.
2)    Penelitian experimen; penelitian ini bisa dilakukan di dalam alam terbuka dan juga ruang tertutup. Dalam penelitian experimen, kondisi yang ada dimanipulasi oleh peneliti sesuai dengan keperluan peneliti. Dalam kondisi yang telah dimanipulasi ini, biasanya dibuat dua kelompok, yaitu kelompok control dan kelompok pembanding. Kepada kelompok control akan diberikan treat ment atau stimulus tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil dari reaksi kedua kelompok itu akan diperbandingkan.      
3)    Analisis isi; penelitian ini dilakukan bukan kepada orang, tetapi lebih kepada simbol, gambar, film, dan sebagainya. Pada material yang dianalisis, misalnya surat kabar, dihitung berapa kali tulisan tentang topik tertentu muncul, lalu dengan alat bantu statistik dihitung.[19]   

b.     Penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antarfenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah. Hal ini bukan berarti bahwa penelitian kualitatif sama sekali tidak menggunakan dukungan data kuantitatif akan tetapi penekanannya tidak pada pengujian hepotesis melainkan pada usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara-cara berfikir formal dan argumentatif. Banyak penelitian kualitatif yang merupakan penelitian sampel kecil.[20] Dalam kelompok penelitian kualitatif ini juga terdapat jenis penelitian yang lain, yaitu:
1)     Penelitian lapangan; penelitian ini bisa dimulai dengan perumusan permasalahan yang tidak terlalu baku. Instrumen yang  digunakan juga hanya berisi tentang pedoman wawancara. Pedoman analisis wacana serta penelitian perbandingan sejarah. Pedoman wawancara ini dapat berkembang sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan.
2)    Analisis wacana; penelitian ini serupa dengan analisis isi, hanya saja bukan tampilan frekuensi tampilan dari topik tertentu yang dipilih dalam material yang sudah ditentukan, tetapi lebih jauh menggali topik tersebut pada setting atau kondisi yang muncul bersamaan atau melatar belakangi topik tersebut.
3)    Perbandingan sejarah; penelitian ini bertujuan mengumpulkan data dan menjelaskan aspek-aspek kehidupan sosial yang terjadi di masa lalu. Penelitian ini sebaiknya difokuskan pada satu priode sejarah, beberapa kebudayaan berbeda, atau juga kombinasi antara priode sejarah dan kebudayaan yang berbeda.[21]

5.   Klasifikasi  Penelitian Berdasarkan tempat Pelaksanaannya
Penggolongan penelitian menurut tempat pelaksanaannya, dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a.     Penelitian laboratorium
Penelitian jenis ini dilakukan dalam suatu tempat khusus untuk mengadakan studi ilmiah dan kerja ilmiah. Tujuan penelitian laboratorium untuk ilmu pengetahuan sosial ialah: mengumpulkan data, mengadakan analisa, mengadakan test, serta memberikan interpretasi terhadap sejumlah data, sehingga orang bisa meramalkan kecenderungan gerak satu gejala sosial dalam satu masyarakat tertentu. Laboratorium pengetahuan sosial ini memberikan bimbingan pada sejumlah ilmuwan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan untuk melakukan penelitian secara kooperatif.[22]


b.     Penelitian lapangan (field research)
Penelitian lapangan dilakukan dalam kancah kehidupan sebenarnya. Misalnya saja penelitian tentang kehidupan para guru, masalah religiusitas masyarakat desa, penelitian anak-anak pencandu narkoba, dan lain-lain. Penelitian lapangan pada hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara khusus dan realistis apa yang tengah terjadi pada suatu saat di tengah masyarakat. Jadi, mengadakan penelitian mengenai beberapa masalah aktual yang kini tengah berkecamuk dan mengekspresikan diri dalam bentuk gejala atau proses sosial.[23]
c.     Penelitian perpustakaan (library research)
Penelitian perpustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan macam-macam material yang terdapat di ruang perpustakaan, misalnya berupa; buku-buku, majalah, naskah-naskah, catatan, kisah sejarah, dokumen-dokumen, dan lain-lain. Pada hakekatnya, data yang diperoleh dengan jalan penelitian perpustakaan tersebut dijadikan fundasi dasar dan alat utama bagi praktek penelitian di tengah lapangan.[24] 



 




[1]Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 1
[2]Amirul Hadi & Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung:  Pustaka Setia, 1998), h.39  
[3]Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), cet.ke-5, h. 26 
[4]Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif; Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h. 38
[5]Ibid., h. 38-39
[6]Moh. Nazir, loc.it.
[7]Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, op,cit., h. 39
[8]Moh. Nazir, op.cit., h. 27
[9]Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, op,cit., h. 39
[10]Ibid., h. 40
[11]Ibid., h. 41-42
[12]Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), cet. Ke-4, h.7
[13]Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, op.cit., h. 42-43 
[14]Ibid., h. 43
[15]Ibid., h. 45   
[16]Ibid., h. 46
[17]Ibid., h. 46-48
[18]Saifuddin Azwar, op.cit., h. 5
[19]Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, op.cit., h. 49
[20]Saifuddin Azwar, op.cit., h. 5-6
[21] Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, op.cit., h. 49-50
[22]Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1996), cet. Ke- 7, hal. 31
[23]Ibid  
[24]Ibid., h. 33 

7 komentar:

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

mas judul back soundnya apa nih??? lagunya sp? makasih

lagunya maher zaen judulnya insyaallah

mksh pak,,,pengetahuan ini sngat brguna

iya sama2.. mudahan bermanfaat

Posting Komentar